Minggu, 23 November 2014

Literasi 3 : animatik 8 detik

berikut adalah progress 3 dari pembuatan animatik 8 detik, prinsip animasi yang digunakan adalah simple head turn dan walk cycle


Literasi 2 : animatik 8 detik

Berikut adalah progress 2 dari pembuatan animatik 8 detik,
prinsip animasi yang digunakan adalah walk cycle


Selasa, 18 November 2014

jurnalistik : wawancara dosen


DOSEN RASAKAN PERBEDAAN KARAKTER MAHASISWA

PENS (18/11), Artiarini Kusuma yang saat ini bekerja sebagai dosen di jurusan Game Technology PENS mengaku sudah bertemu dengan berbagai macam karakter mahasiswa yang dididik olehnya. Dosen yang mulai mengajar sejak 1 Oktober 2012 ini pernah mengecap bekerja sambil kuliah S2 di elektro ITS selama kurang lebih 6 bulan, dari hal ini beliau bisa merasakan perbedaan pola pikir yang sangat terbalik antara mahasiswa S1 dan Diploma khususnya PENS. “Perbedaannya itu terletak di pola pikir mereka, mahasiswa S1 lebih terstruktur dan mandiri, sedangkan mahasiswa poltek masih menunggu untuk didekte” jelasnya . 

Sebagai dosen, Artiarini berprinsip harus ada keseimbangan antara ilmu dan attitude, “Selain ilmu yang saya ajarkan, saya juga menekankan pada attitude yang baik” ujarnya. Dosen yang sebelumnya pernah bekerja setahun di salah satu perusahaan di Batam sebagai staff research and development ini menyatakan sudah banyak pengalaman yang dirasakan dalam bekerja hingga akhirnya menjadi dosen , “Bagi saya sudah biasa bertemu mahasiswa dengan berbagai macam karakter, ada yang rajin, malas, rame, lambat dan lain sebagainya. Karena sejak kuliah di elektronika PENS saya sudah mulai memberikan bimbingan atau les pada anak-anak SD dan juga saya bertemu banyak orang dari background yang berbeda-beda saat di Batam”. Pengalaman ditambah basic keluarga yang sudah turun menurun memiliki rekam jejak sebagai tenaga pendidik ini memberikan nilai lebih bagi beliau.

Aritiarini Kusuma mengungkapkan bahwa dia senang menjadi dosen, bertemu dengan mahasiswa yang menyenangkan membuatnya betah menjadi dosen ditambah dengan lingkungan pekerjaannya di PENS yang menurutnya juga baik. Namun di sisi lain beliau juga menyayangkan akan kurangnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan tenaga pendidik di Indonesia.